PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di antara yang bernyawa adalah jin. Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat yang akan kami jelaskan di bawah.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah yang kami susun ini adalah sebagai berikut:
Ø Untuk mengetahui dan memahami definisi Jin.
Ø Untuk mengetahui Asal Mula Penciptaan Jin.
Ø Untuk mengetahui Bentuk dan Jenis Jin
Ø Untuk mengetahui Kehidupan Jin
Ø Untuk mengetahui Interaksi Antara Manusia dan Jin
Ø Untuk mengetahui Penyakit yang ditimbulkan Jin
Ø Untuk mengetahui Cara Menghindari Gangguan Jin
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami temukan berdasarkan judul makalah ini adalah:
1. Apakah Definisi Jin?
2. Bagaimana Asal Mula Penciptaan Jin?
3. Bagaimana Bentuk Jin dan Apa saja Jenis Jin?
4. Bagaimana Kehidupan Jin itu?
5. Bagaimana Interaksi yang Terjadi Antara Manusia dan Jin?
6. Apa saja Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Jin?
7. Bagaimana Cara Menghindari Gangguan Jin?
D. Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Pustaka, Dalam metode ini penulis membaca buku-buku atau website yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
PEMBAHASAN
A. Definisi Jin
Jin secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al-Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia.
Dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan tentang Jin. Diantaranya:
1. Surah Al-Hijr ayat 26 – 27:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
2. Surah Ar-Rahman ayat 15:
Artinya: “Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)”
3. Surah Al-’Araf ayat 12:
Artinya: “Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
4. Dari Hadis Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Muslim ra:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu (tanah).”
5. Al-A’raf Ayat 72:
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”
B. Asal Mula Penciptaan Jin
-Qs Al-Hijr : 26 – 27 :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
– Qs Al-Baqarah ayat 30 :
Yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
– Qs Ar-Rahman ayat 15 :
Yang artinya : “dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”
A. Tafsir Mufradat
الْجَانَّ : sejenis jin
مَارِجٍ : kobaran mulus yang tidak bercampur dengan asap
B. Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.
C. Tafsir Ayat
Dan allah SWT, bahwasanya allah telah menciptakan jin dan api yang jernih, yang sebenarnya bercampur dengan sebagian yang lain. Yakni dari kobaran api yang kuning dengan kobaran api yang merah, dengan kobaran api yang kehijau-hijauan.
Jadi, sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari unsur-unsur yang bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari bermacam-macam kobaran api yang bercampur menjadi satu.
– “Al-Maarij”
Maarij yaitu nyala api yang sangat besar dan sangat panas atau “Al-Lahab” yaitu lidah api yang bercampur menjadi satu yaitu merah, hitam, kuning dan biru. Beberapa ulama juga mengatakan bahwa “Al-Maarij” itu adalah api yang sangat terang yang memiliki suhu yang sangat tinggi sehingga bercampur antara merah, hitam, kuning dan biru.
Beberapa pendapat mengatakan Al-Maarij itu ialah api yang bercampur warnanya dan sama artinya dengan “As-Samuun” yaitu api yang tidak berasap tetapi suhu panasnya sangat tinggi. Angin Samuun yang telah tercampur dengan Al-Maarij itulah yang dijadikan Allah untuk menciptakan Jaan/Jin.
Menurut suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud juga menyatakan bahwa angin Samuun yang dijadikan Jaan itu hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian angin Samuun yang sangat panas.
Dari api yang sangat panas inilah Allah telah menciptakan Jin, yaitu dari sel atau atom atau dari nukleas-nukleas api. Kemudian Allah masukkan roh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti yang diinginkan oleh Allah. Jin juga di beri izin oleh Allah Merubah diri kebentuk yang disukai dan dikehendakinya kecuali bentuk rupa Rasulullah SAW.
Jin juga diperintahkan oleh Allah menerima syariat Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Bentuk asal Jin setelah diciptakan dan ditiupkan roh itu hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya. Menurut beberapa ulama rupa, tabiat, kelakuan dan perangai Jin adalah 90 persen mirip ke manusia.
Asal kejadian manusia adalah campuran dari Massa Kathif yaitu tanah dan air, Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani, yaitu roh, akal, nafsu dan hati yang dinamakan “Latifatur-Rabbaniah” sesuai dengan manusia sebagai sebaik-baik kejadian yang diciptakan Allah dan sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Sedangkan kejadian Jin pula ialah campuran Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang sesuai dan cocok dengan kejadian Jin.
Sedangkan mahkluk-makluk lain pula Allah jadikan dari salah satu unsur tersebut, misalnya, binatang yang dijadikan dari campuran Massa Ksayif dan Massa Syafaf saja. Batu dan tumbuh-tumbuhan pula dijadikan dari Massa Kasyif semata-mata. Sedangkan Malaikat pula dijadikan dari Nurani semata-mata.
– Cara Reproduksi Jin
Manusia membutuhkan waktu mengandung selama sembilan bulan untuk melahirkan dan anak manusia juga membutuhkan waktu yang lama untuk matang dan menjadi baligh.
Berbeda dengan Jin dimana bila di sentuhkan alat kelamin lelaki dengan alat kelamin perempuan, maka Jin perempuan akan mengandung dan melahirkan, anak Jin yang baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah keadaannya sampai ke hari kiamat.
Iblis pula apabila disentuhkan paha kanan dengan paha kiri akan mengeluarkan 33 biji telur. Dalam setiap biji telur itu ada 33 pasang benih. Setiap pasang benih itu apabila menyentuh paha kanan dengan paha kiri akan keluar seperti yang terdahulu. Begitulah proses reproduksi Jin dan Iblis sampai pada hari kiamat.
Bunian atau biasanya disebut juga orang Ghaib ialah hasil campuran laki-laki atau perempuan Jin dengan laki-laki atau perempuan dari kalangan manusia. Anak yang dihasilkan dari percampuran itu dikenal dengan nama Bunian. Perangai dan tingkah laku serta bentuk rupa orang Bunian ini dalam beberapa hal mirip manusia dan juga mirip Jin.
Jika nenek moyang manusia adalah Nabi Adam, maka nenek moyang Jin juga ialah “Jaan” yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan melahirkan keturunan yang beriman. Setelah itu terdapat juga keturunan Jaan yang kufur dan melahirkan keturunan yang kufur. Anak cucu Jaan yang asalnya beriman itu ada yang kuat imannya, ada pula yang kufur dan ada juga yang beriman kembali kepada Allah.
C. Bentuk dan Jenis Jin
– Bentuk Jin
Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia.
Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok.
Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu. Karena Jin terdiri dari mahkluk yang seni dan tersembunyi, tidak zahir seperti manusia dan tidak sepenuhnya ghaib seperti Malaikat, maka ruang yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya sepersepuluh dari total Jin.
Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.
Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat. Jika kita diberikan oleh Allah kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jatuh dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.
Oleh sebab itu orang tua kita selalu berpesan agar anak-anaknya segera kembali ke rumah apabila tiba waktu maghrib dan pintu serta jendela rumah harus di tutup, agar tidak dimasuki oleh setan dan Iblis.
Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:
“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya) “
Hadist di atas berarti bahwa Jin dan setan tidur di waktu siang dan menjelang petang mereka keluar untuk mencari rezeki dan makanan, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang dewasa atau anak-anak.
– Jenis Jin
Ä Al-Jan
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan adapula yang non muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.
Ä Al-A’mir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.
Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut, karena bisa saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.
Ä AL-Ifrit
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim dan baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri seperti “David Caverfil”.
Ä Al-Arwah
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.
Ä As-Syaiton
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat berbahaya dibandingkan jenis jin lainya, karena as-syaiton merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori ini. Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat dari manusia dan jin. Jadi kesimpulanya adalah setan bukan berupa wujud atau benda, melainkan sebuah sifat atau perbuatan.
– Kelompok Jin
Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup berkelompok-kelompok. Suku dan kelompok Jin sangat banyak dan berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Ada beberapa ulama membagi Jin ke beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu kubur, kelompok yang menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia, kelompok yang menunggu hutan, kelompok yang menunggu bukit tinggi, kelompok yang menunggu air mata air, grup yang menunggu danau, kolam, teluk, kuala, pulau dan sebagainya.
– Jin, Ifrit, Setan dan Iblis
Jin, Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.
Sedangkan Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk hati terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.
Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana Firman Allah:
“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka bersyukur (taat).”
Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul kejadiannya dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:
1. Dalam Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh.
2. Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3. Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
– Khadam
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di minta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:
1. Khadam Asal.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syarak.
2. Khadam Bersyarat.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
A. Dampingan Luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
B. Dampingan Internal.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan keajaiban dan hal-hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal sebelumnya orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.
D. Kehidupan Jin
– Pemerintah-Pemerintah Jin
Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Raja Jin alam bawah yang kafir adalah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon. Empat raja Jin Ifrit (Jin yang paling jahat) yang memiliki pemerintah besar yang menjadi menteri pada Nabi Allah Sulaiman as adalah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.
Sedangkan Raja Jin Alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail, ‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang menguasai Teman Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI. Sedangkan Malaikat yang mengontrol seluruh
Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar QUTBUL Jalalah.
Anak-anak Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:
1. Thubar Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala
2. Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan ikatan silatulrahim, rumah tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan sebagainya.
3. Al-’Awar Merasuk manusia untuk meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan sebagainya.
4. Zalanbuur Merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.
– Agama Suku-suku Jin
Jin Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang saleh, ada yang tidak saleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk surga dan ada yang disiksa oleh Allah ke neraka di akhirat.
Mayoritas suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir. Golongan Jin kafir ini kebanyakanya beragama Yahudi, Kristen, Komunis dan sangat sedikit dari mereka yang beragama Buddha dan Majusi. Ada juga golongan Jin yang tidak beragama. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit dan terdiri dari kaum minoritas jika di bandingkan dengan keseluruhan jumlah Jin.
Seperti juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman, ilmu dan praktik tertentu yang berdasarkan iman dan amal mereka kepada Allah. Walaupun Jin Islam yang paling tinggi imannya dan paling saleh amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya, tetapi masih ada pada diri mereka sifat-sifat madzmumah seperti menyombongkan diri, riak dan sebagainya, tetapi mereka mudah menerima teguran dan pengajaran.
Mungkin inilah yang sering dikatakan bahwa “sebaik-baik Jin itu adalah sejahat-jahat manusia yang fasik.” Tetapi perbedaannya manusia yang paling jahat susah menerima pengajaran dan teguran yang baik.
Golongan Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan berbagai cara, karena pada pandangan mereka manusia-manusia yang umum itu bukanlah manusia sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas tidak dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.
E. Interaksi Antara Manusia dan Jin
– Melihat Jin
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam bentuk rupa yang diingininya.
Jin juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata batinnya atau ketika meminum air yang sudah dido’akan atau kemauan Jin itu sendiri untuk memperlihatkan dirinya kepada manusia.
Di dunia semua Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat Jin selain para Nabi dan Rasul. Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang ahli surga dapat melihat Jin sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat manusia.
Adapun kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah kemampuannya untuk mengubah dirinya dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam perang Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari Bani Mudlij dan setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang membantu tentara musrikin memerangi tentara Islam. (Iblis dan setan adalah juga merupakan bagian dari golongan Jin).
Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang menampakkan dirinya dalam bentuk ular dan membunuh seorang pemuda yang mencoba membunuh ular tersebut. Selain itu Jin juga bisa menampakkan dirinya dalam bentuk rupa hewan lain seperti bentuk rupa kucing, anjing dan sebagainya.
– Bersahabat dengan Jin
Banyak di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan Jin sebagai pembantu dan Khadam mereka untuk membantu mereka melaksanakan tugas-tugas tertentu. Misalnya seperti dukun, pesulap, pengobatan alternatif dan sebagainya.
Namun tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin dalam kerja harian mereka. Ada juga golongan tersebut yang benar-benar memiliki keterampilan alami tanpa pertolongan dari Jin.
Singkatnya kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin Islam maupun Jin kafir akan lebih banyak mendapatkan keburukannya dibanding kebaikan yang akan kita peroleh. Jin akan selalu merasuk dan mendorong manusia supaya melakukan kejahatan dan maksiat tanpa kita sadari.
– Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia
Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dengan berbagai cara dan manusia yang mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan kepada manusia lain pun melalui berbagai cara.
Sebagaimana sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh Sayidah Syafiyyah binti Huyay, bahwa Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya:
“Sesungguhnya setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuhnya”.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh manusia dan berjalan melalui urat nadi dan darah manusia. Jin dapat berjalan dalam tubuh manusia seperti arus listrik yang mengalir dalam kabel. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menyebabkan perkelahian antar sesama manusia, manusia hilang ingatan, hilang kesadaran dan lain-lain lagi.
Jin bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia atau tanpa di sadari oleh manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan merasuki manusia melalui salah satu cara berikut.
Diantaranya
Melalui Khadam atau manusia itu sendiri yang menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
1. Melalui “saka Baka”.
2. Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh manusia lain.
3. Karena manusia itu sendiri lupa terhadap Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, berarti mendekatkan diri untuk diperdaya oleh jin dan syaithan.
4. Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti menjatuhkan benda berat ditempat yang ada Jinnya,tanpa menyebut nama Allah sehingga menyebabkan kematian anak Jin.
5. Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta kepada perempuan yang suka bersolek atau perempuan yang suka keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta suka menunjukkan auratnya.
6. Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang dapat mendatangkan Jin.
Apabila Jin telah merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun Jin tersebut akan mendiami salahsatu dari tempat berikut di anggota tubuh manusia. (mekipun sebenarnya mereka bebas bergerak kemanapun dalam raga manusia) Diantara tempat-tempat tersebut adalah:
1. Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika seseorang telah dirasuki Jin didalam badan mereka, mereka tidak akan berani berhadapan mata dengan orang lain.
2. Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena itu manusia yang telah dirasuki Jin tidak suka mendengar nasehat dan teguran yang baik dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik yang melalaikan dan sebagainya.
3. Berada di mulut manusia, oleh sebab itu manusia yang telah dirasuki Jin sangat suka berbicara hal-hal yang tidak berguna dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia lainnya dan sebagainya.
4. Berada di hidung manusia, sehingga menyebabkan manusia suka menghirup hal-hal yang tidak tidak dan dapat merusak diri manusia sendiri.
5. Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang tersebut selalu mengalami sakit perut dan berbagai penyakit yang tidak dapat dideteksi oleh dokter.
6. Berada di kemaluan manusia, sehingga menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat seperti berzina dan sebagainya.
Manusia yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah manusia yang selalu berada dalam Tauhid dan jalan Allah, melalui lidah, anggota badan dan hati, mereka juga berakhlak seperti akhlak Rasulullah serta rajin beramal dan menjalankan syariat Islam.
Jalan terdekat untuk berada dalam tauhid Allah adalah dengan kita mengambil contoh perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam tauhid Allah, seperti Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau, para ulama dan sebagainya.
Dengan mengikuti segala ajaran yang telah di ajarkan oleh rasulullah, melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya kita akan aman dari gangguan para Jin, Iblis, setan atau sejenisnya.
seperti kata para Ulama:
“Kun Ma’Allah fain lam Takun ma’Allah, fakun ma’a man ma’Allah fainnahu yusiluka illallaah”
Maksudnya adalah:
“Hendaklah jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat menjadikan diri kamu bersama Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu bersama dengan mereka yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah”
F. Penyakit yang Ditimbulkan Jin
1. Penyakit akibat dari keturunan.
Terkadang ada beberapa orang yang mempunyai suatu penyakit yang di akibatkan dari keturunan atau lebih tepat lagi penyakit yang diakibatkan oleh saka-baka. Penyakit ini disebabkan oleh keturunan mereka, apakah kakek, nenek, moyang atau ada silsilah keturunan mereka yang membela atau bersahabat dengan Jin, pada jaman dahulu, dan apabila mereka meninggal maka mereka akan mewarisi Jin peliharaan tersebut atau keturunannya tidak mengetahui jikalau kakek nenek mereka dahulu ada yang bersahabat atau memelihara Jin, lalu mereka meninggal sebelum sempat membuang Jin peliharaan tersebut.
Kebanyakan dari kita tidak peduli bahkan tidak tahu asal usul keturunan mereka atau peran nenek moyang kita di zaman dahulu, di dalam masyarakat mereka pada ketika itu. Ada beberapa dari orang-orang tua kita di zaman dahulu yang membela dan bersahabat dengan Jin.
Mereka bersahabat dengan Jin dengan berbagai tujuan. Selain itu mereka juga membela Jin untuk menjaga dan mengawasi harta benda mereka dari pencurian, karena pada waktu itu masih belum ada polisi dan sebagainya, dan ada juga yang menggunakan Jin untuk membuka kampung, dusun, kebun dan sebagainya, jadi Jin inilah yang akan bekerja menebas dan sebagainya untuk tuannya itu. Karena pada saat itu masih belum ada mesin modern dan peralatan yang.
Untuk mendapatkan bantuan dan bersahabat dengan Jin, mereka akan membuat berbagai perjanjian dan “jamu” an serta upacara pemujaan Jin. Setelah perkembangan teknologi dan terciptanya alat-alat modern dan ditambahkannya dengan kesadaran agama yang semakin mendalam di kalangan orang-orang sekarang, maka dengan itu bantuan Jin-Jin tersebut tidak lagi diperlukan.
Oleh karena itu anak-cucu dan keturunan orang yang membela dan bersahabat dengan Jin tersebut tidak lagi melakukan upacara-upacara men “jamu” Jin sebagaimana yang dilakukan nenek moyang mereka dahulu, bahkan mereka juga telah lupa atau tidak tahu bagaimana untuk melakukannya. Maka dari itu Jin-Jin tersebut akan selalu mengawasi dan menunggu kesempatan untuk menggangu keturunan tuannya, demi agar mereka di puja dan di “jamu” sebagaimana pada jaman nenek moyang keturunannya.
Jin tersebut akan mencari dan menggangu keturunan tuannya selama-lamanya, selagi keturunan tersebut tidak membuang Jin belaan tersebut. Dalam keadaan biasa Jin tersebut tidak menggangu keturunan tuannya, tetapi jika ada salah seorang dari anggota keluarga keturunannya itu, di ganggu atau dianiayai oleh orang lain dengan menggunakan Jin, maka Jin keturunan tersebut akan datang membantu.
Tetapi Jin keturunan tidak dapat melakukan apa-apa karena cucu cicit tuannya tidak tahu untuk mengadakan upacara untuk membela dan memanggil Jin tersebut, tambahan lagi mereka juga tidak mengetahui adanya Jin belaan nenek moyang mereka yang selalu mengawasi dan mengikuti perkembangan keluarga mereka. Pada ketika itu Jin keturunan tersebut pula yang akan bersama-sama dengan Jin yang di kirim untuk menaniayai anggota keluarga tersebut. Jin yang di kirim dan Jin keturunan sama-sama akan menggangu keluarga tersebut, bahkan gangguan Jin keturunan tersebut lebih kuat dari Jin yang dikirim oleh orang yang khianat itu.
Jika orang yang mengalami gangguan tadi berobat, maka penyakit yang di akibatkan oleh Jin yang di kirim oleh orang yang mengkhianati keluarga tersebut akan lari dan penyakit yang diakibatkanya juga akan sembuh, tetapi penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan tersebut tidak akan sembuh, meskipun diobati,akan tetapi jika Jin keturunan tersebut dibuang dari keturunan keluarga tersebut maka penyakitnya akan hilang.
Kebanyakan penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan ini sangat parah dan tidak bisa di obati oleh dokter dan rumah sakit, karena jika dipemeriksaan di rumah sakit, dokter akan mengatakan bahwa pasien tersebut normal dan tidak mengalami penyakit apapun. Sedangkan pasien tersebut menderita penyakit yang sulit digambarkan oleh siapapun, kecuali orang yang pernah mengalaminya sendiri.
Tanda-tanda adanya penyakit keturunan.
Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang bersahabat dengan Jin. Diantaranya:
a. Mudah terasuki jin
b. Cemburu
c. Iri hati
d. Buruk Sangka
e. Selalu memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan.
f. Panas baran
g. Was-was dalam melakukan pekerjaan
h. Suka berkelahi / berbuat onar
i. Ada halangan dan pembatasan dalam pekerjaan
2. Gila.
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi adalah:
i. Gila ba.bi atau gila yang seumpamanya.
Penyakit gila ba.bi sering di kaitkan dengan ba.bi sebab, bila didatangani penyakit tersebut, pasien itu suka menyondol nyondol seperti ba.bi dan jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air dan besar kemungkinan akan mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan keturunan atau saka baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.
Biasanya benih manusia jenis ini sudah bercampur dengan benih Jin keturunannya saat jatuh benih ketika si ibu dan bapa melakukan persetubuhan. Meskipun mereka telah membaca doa seperti yang dianjurkan oleh Nabi saw, namun oleh karena Jin tersebut telah ada dalam diri orang tersebut dalam saka baka dan keturunan tadi, maka Jin atau saka baka tadi tidak mudah meninggalkan mereka, melainkan saka-baka atau Jin tersebut telah di buang dari keluarga tersebut. Maka dari hasil itulah terdapat ramai dari kalangan orang-orang yang mendapat anak yang cacat luar biasa, gila dan sebagainya.
ii. Gila Mereyam.
Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang sering mengaitkan gila mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti Sinseh Cina mil meriyam itu di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila batu itu naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi gila.
Gila yang disebabkan oleh batu meriyam ini paling ringan adalah perempuan tersebut akan suka berbedak atau bersolek, meskipun baru melahirkan anak dan berkelakuan luar biasa. Antara yang paling parah adalah mereka sanggup memukul orang atau lari dari rumah dan berkeliaran di atas jalan-jalan atau mengembara di berbagai tempat. (Gila ini biasanya tidak berhubungan dengan Jin)
iii. Gila Isim
Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang di terima tanpa melalui guru. Penyebab gila ini adalah panas yang disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari gulungan Jin yang menggangunya.
Gila jenis ini sering terjadi kepada mereka yang menuntut sesuatu ilmu atau beramal dengan sesuatu ilmu tanpa silsilah yang sahih, yaitu tanpa melalui guru, melakukan sesuatu yang bukan tuntunan Rasulullah saw.
iv. Gila Kena Rasuk / Gila akibat Sihir.
Kedua jenis gila di atas disebabkan Jin yang di suruh oleh tuannya atau Jin yang tidak bertuan. biasanya mereka yang terkena jenis ini aggresif dan suka melawan manusia jika di ganggu atau mencoba untuk mengobati.
G. Cara Menghindari Gangguan Jin
1. Mohon Perlindungan kepada Allah
Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200).
Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard, katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika seseorang mengucapkan Ta’awudz.
2. Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya setiap malam saat akan tidur.
3. Membaca Ayat Kursi
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga malam beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar.
Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
4. Membaca Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.”
5. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000 tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan menetap disana.”
6. Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin dan Ayat Kursi
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.”
7. Membaca bacaan berikut:
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA ‘ALAKULLI SYAIINKODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan 10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari setan sehari itu sampai sore.
8. Wudhu dan Shalat
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan, terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
9. Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara, Makan, dan Bergaul.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut.
Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk mendapatkannya.
Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan bagi setan.Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena buah ucapan mereka sendiri.
Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang.
Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.
10. Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT
Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba hanya bisa menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula sebaliknya.
PENUTUP
Demikian makalah tentang Sejarah dan Kehidupan Jin yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kesimpulan
Bahwasannya Agama Islam itu sudah menjelaskan bahwa Jin itu ada dan keberadaannya ada ditengah-tengah kita, banyaknya interaksi antara manusia dan jin untuk hal-hal yang negatif saat ini sudah meresahkan mengingat banyaknya beban yang ada.
Saran-saranan
Dengan lebih meningkatkan ibadah kita, kita akan terhindarkan dari bahaya akan tipu daya dan gangguan Jin, dan semoga dengan adanya makalah ini kita dapat menambah wawasan kita terhadap Jin.
No comments:
Post a Comment